Selasa, 16 Maret 2010

RUMAHKU SURGAKU

Ada lima azas yang harus kita jadikan fondasi dan pengikat kuat, agar keluarga kita kukuh sehingga dapat mengayuh hidup di dunia dan hasanah di akhirat. Pertama, kasih sayang antara suami dan istri. Undang-undang Islam melarang dengan tegas pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim. Karena yang demikian itu lebih banyak membawa mudharat.

Pergaulan bebas yang tidak diikat oleh ijab kabul (pernikahan), sudah tentu akan melahirkan bentuk kasih sayang yang hanya bersandar kepada pengaruh hawa nafsu semata. Hasilnya, akan menjerumuskan ke arah perzinahan, hamil di luar nikah, pengguguran kandungan serta pembuangan anak seperti yang kita dengar banyak terjadi dalam masyarakat.

Islam menggariskan, kekeluargaan yang murni sewajarnya bertolak dari pernikahan yang sah. Sehingga jalinan kasih sayang suami-isteri dapat dilakukan dengan bersih dan berakhlaq. Sesuai firman Allah swt (Q.S; Ar-Ruum, ayat 21); “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang.”

Dalam satu hadis Nabi Muhammad saw; “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalehah.” Hadis lain, Nabi saw bersabda; “Orang mulia antara kamu adalah mereka yang berlaku baik kepada keluarganya, sebab aku sendiri pun berlaku paling baik terhadap keluargaku sendiri.”

Kedua, kasih sayang antara ibu bapak dengan anak. Dari pernikahan antara suami/istri sudah tentu nantinya akan lahir keturunan, yang mana anak adalah amanah dari Allah yang perlu dididik dengan sempurna seperti yang diterangkan dalam dua hadis. Sabda Rasulullah saw: “Wajib atas kamu memberi nafkah kepada mereka dan pakaian mereka yang munasabah dan berlaku adil kepada mereka” dan “Seseorang itu akan berdosa dengan sebab dia mensia-siakan mereka yang menjadi tanggungannya.”

Jika dibanding anak-anak yang lahir di luar nikah yang terbengkalai dan tersisih, anak yang lahir dari hubungan suami istri yang halal akan mempunyai tempat bergantung. Maka kepada kedua ayah dan ibu diletakkan tanggungjawab memberikan pendidikan, asuhan, kasih sayang sempurna. Sabda Rasul Muhammad saw: “Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapanya yang bertanggungjawab menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.”

Berkaitan dengan hadis tersebut, Allah swt berfirman (Q.S, At-Tahrim, ayat:6) menegaskan: “Wahai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari azab api neraka.”

Ketiga, kasih sayang antara anak dengan ibu bapak. Sebagaimana ibu dan bapak memberikan kasih sayangnya kepada anak-anak, demikianlah juga Islam menganjurkan supaya anak-anak ikut memberikan kasih sayang mereka terhadap orangtua (ibu dan ayah) mereka. “Sesungguhnya syurga itu terletak di bawah telapak kaki ibu’. Menyayangi dan mengasihi ibu dan ayah adalah mematuhi segala perintah dan nasihat keduanya, berkata-kata dengan mereka pun perlu menggunakan bahasa yang lemah lembut serta beradab, tidak menyinggung perasaan mereka dengan perkataan bernada kebencian, kasar dan menyakitkan. Kecuali itu, seorang anak menunjukkan bukti kesyukuran dan rasa terimakasih terhadap jasa kedua orangtuanya yang sudah bersusah payah membesarkan dan mendidiknya.

Islam menegaskan, salah satu dosa besar ialah durhaka kepada kedua ibu-bapak. Firman Allah swt (Q.S, An-Nisa, ayat: 36): “Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukannya serta kepada kedua ibu bapak hendaklah kamu berbuat baik.” Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw bersabda: “Keridhaan Allah bergantung kepada keridhaan ibu bapak, maka kemurkaan Allah juga bergantung kepada kemurkaan ibu bapak. Barang siapa yang setiap hari berbuat baik terhadap ibu bapak tetapi mengingkari Aku, maka Aku masih ridha kepadanya, namun siapa yang setiap hari meridhai Aku tetapi sebaliknya mendurhakai kedua ibu bapaknya, maka niscaya Aku murka kepadanya.”

Betapa tingginya nilai keberkatan kasih sayang seseorang anak terhadap ibu bapaknya sudah diterangkan oleh Islam melalui sebuah hadis yang sudah kerap kali kita dengar yaitu: “Apabila mati seseorang Muslim, maka terputuslah hubungannya kecuali tiga perkara yang bisa menyelamatkannya yaitu amal saleh, shadaqah dan doa anak yang shaleh.”

Keempat, kasih sayang terhadap saudara dan tetangga. Islam senantiasa menganjurkan supaya umatnya menjalin hubungan kasih sayang, silaturahmi dan saling memberi satu sama lainnya. Kasih sayang dan silaturahmi terhadap saudara yang lain termasuk tetangga sangat digalakkan oleh Islam. Hasil dari ikatan kemesraan itu nanti akan menumbuhkan kekuatan ummat yang padu. Ini ditegaskan Nabi dalam satu hadis beliau; “Tidak sempurna iman seseorang sehingga dia mencintai saudara serta tetangganya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri.” Nabi Muhammad saw juga bersabda: “Mereka yang baik di antara kamu ialah Muslim yang menyelamatkan Muslim lain dari perbuatan jahat oleh lidah dan tangannya.”

Kasih sayang yang dianjurkan Islam juga terbukti dengan amalan yang mewajibkan kita menunaikan zakat, infaq dan shadaqah. Karena dengan amalan-amalan tersebut, mereka yang berkecukupan akan dapat membantu golongan orang miskin dan dhaif. Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang Muslim jika ia bahagia dan merasa kenyang tetapi di sebelah rumahnya ada tetangganya yang sedih dan lapar.” Nabi Muhammad saw juga bersabda dalam hadis lain: “Amat besar pahala yang akan diberikan kepada seorang Muslim yang apabila aroma masakannya tercium oleh tetangga sebelahnya lalu dia bergegas untuk menyedekahkannya semangkuk.”

Kelima, kasih sayang terhadap masyarakat dan manusia. Untuk menjamin kerukunan hidup bermasyarakat, Islam juga mencegah kita berbuat kerusakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Oleh karena itu Islam melarang kita mengumpat, berkata-kata bohong, fitnah, hasad dan dengki sesama manusia, menjatuhkan martabat orang lain, mencuri, merampok, menganiaya sesama manusia serta membunuh.

Begitu besarnya nilai penyayang dan kecintaan Islam terhadap hubungan baik sesama masyarakat manusia, maka memberikan senyuman dan mengucapkan salam kepada orang lain serta tolong-menolong kepada sesama adalah ibadah yang mendapat ganjaran kebaikan dari Allah. Demikian, semoga rumah tangga saudara, dan rumah tangga semua kaum muslimat dan muslimat selalu berada dalam bahagia, sentausa, saadah dan rafahiyah di bawah naungan keridaan Allah swt. Amiin ya Rabbal ‘alamiin. Wallahu a’lamu bishshawaab.